Proof of Authority (PoA) merupakan salah satu mekanisme konsensus dalam teknologi blockchain yang dirancang untuk memberikan efisiensi tinggi dan validasi cepat. Tidak seperti Proof of Work (PoW) yang mengandalkan kekuatan komputasi, atau Proof of Stake (PoS) yang bergantung pada kepemilikan aset kripto, PoA berfokus pada reputasi dan identitas dari validator sebagai dasar kepercayaan. Dalam jaringan blockchain yang menggunakan PoA, hanya entitas atau individu yang telah diverifikasi dan diotorisasi yang dapat memvalidasi transaksi dan menambahkan blok ke dalam rantai. Hal ini memungkinkan jaringan berjalan dengan lebih ringan dan cepat karena tidak memerlukan proses komputasi kompleks.
Proof of Authority (PoA) menjadi pilihan ideal untuk implementasi blockchain yang bersifat privat atau konsorsium, seperti pada sistem enterprise atau pemerintahan, di mana efisiensi dan kepercayaan antar pihak lebih diutamakan daripada desentralisasi penuh. Karena setiap validator diketahui identitasnya, transparansi dan akuntabilitas tetap terjaga. Dengan pendekatan ini, blockchain berbasis PoA mampu memproses transaksi dalam jumlah besar dengan biaya rendah, sekaligus tetap menjaga integritas data melalui kontrol yang terdesentralisasi sebagian.
Baca juga: Apa itu Proof-of-Stake (PoS) dalam jaringan Blockchain?
Cara Kerja Proof of Authority (PoA) dalam Jaringan Blockchain
Proof of Authority (PoA) bekerja dengan cara menunjuk sejumlah pihak atau individu yang dipercaya sebagai validator. Mereka inilah yang diberi wewenang untuk memverifikasi dan menyetujui transaksi di dalam jaringan blockchain.
Berbeda dengan sistem seperti Proof of Work (yang butuh kekuatan komputasi tinggi) atau Proof of Stake (yang melibatkan kepemilikan aset kripto), pada PoA proses validasinya berdasarkan identitas dan reputasi. Validator biasanya sudah melalui proses verifikasi identitas dan memiliki rekam jejak yang dapat dipercaya, sehingga mereka dianggap layak untuk memproses transaksi dan membuat blok baru.
Begitu ada transaksi yang masuk, validator akan memeriksanya. Jika transaksi tersebut valid, maka akan langsung dicatat ke dalam blockchain. Karena jumlah validator terbatas dan semuanya sudah terpercaya, proses ini bisa berjalan cepat, efisien, dan minim konflik.
Untuk menjaga kepercayaan, identitas validator biasanya bersifat publik atau dapat diaudit. Kalau sampai ada validator yang menyalahgunakan wewenangnya, reputasinya bisa langsung rusak dan ia bisa dikeluarkan dari sistem. Jadi, sistem PoA mengandalkan kepercayaan pada individu, bukan sekadar perangkat atau aset digital.
Perbedaan Proof of Authority dengan Proof of Stake?
Proof of Authority (PoA) dan Proof of Stake (PoS) adalah dua mekanisme konsensus di blockchain yang sama-sama tidak menggunakan proses mining seperti pada Proof of Work (PoW). Tapi, cara mereka memilih siapa yang berhak memvalidasi transaksi sangat berbeda.
Pada PoA, validator dipilih berdasarkan identitas dan reputasi. Artinya, hanya pihak-pihak tertentu yang telah terverifikasi dan dipercaya yang bisa menjadi validator. Validator ini biasanya adalah lembaga, perusahaan, atau individu yang memiliki nama baik dan tanggung jawab. Karena itu, PoA cenderung lebih tersentralisasi, namun sangat cepat dan efisien, cocok untuk jaringan privat atau konsorsium.
Sementara itu, PoS memilih validator berdasarkan jumlah aset kripto yang mereka miliki dan “kunci” (stake) dalam jaringan. Semakin besar jumlah token yang di-stake, semakin besar peluang mereka dipilih sebagai validator. Ini memungkinkan siapa saja untuk ikut serta, selama mereka memiliki aset yang cukup, sehingga PoS lebih desentralisasi dibandingkan PoA. Selain itu, PoS juga lebih hemat energi dan bisa digunakan di jaringan publik besar seperti Ethereum saat ini.
Baca juga: Efisiensi Tata Kelola Donasi Berbasis Blockchain di Lembaga Amil Zakat
Perbedaan Proof of Authority, Proof of Work dan Proof of Stake
Aspek | PoA | PoW | PoS |
---|---|---|---|
Validator | Otoritas Terpercaya | Penambang (Komputasi) | Pemilik Aset |
Kecepatan | Cepat | Lambat | Cukup Cepat |
Biaya | Rendah | Tinggi | Rendah-Sedang |
Skalabilitas | Tinggi | Rendah | Tinggi |
Desentralisasi | Rendah | Tinggi | Tinggi (Ralatif) |
Penggunaan | Blockchain Private | Blockchain Public | Blockchain Public |
Kelebihan Proof of Authority (PoA)
a.Kecepatan Transaksi yang Tinggi
Proof of Authority memungkinkan proses validasi blok berlangsung sangat cepat karena hanya melibatkan sejumlah validator terpercaya. Tidak ada proses kompetitif seperti pada Proof of Work (PoW), sehingga waktu yang dibutuhkan untuk menghasilkan blok baru jauh lebih singkat.
b. Biaya Operasional Rendah
Karena tidak memerlukan perangkat keras khusus atau konsumsi energi tinggi, sistem PoA secara signifikan lebih hemat biaya. Validator cukup menjalankan node dengan koneksi internet yang stabil, tanpa perlu investasi besar dalam infrastruktur seperti pada sistem berbasis PoW.
c. Efisien untuk Jaringan Privat atau Konsorsium
PoA sangat cocok digunakan dalam jaringan blockchain privat atau konsorsium, di mana pihak-pihak yang terlibat telah saling mengenal dan mempercayai. Dalam lingkungan ini, kecepatan dan efisiensi menjadi prioritas utama dibandingkan desentralisasi penuh.
d. Skalabilitas Lebih Baik Dibandingkan PoW
PoA memiliki skalabilitas tinggi karena tidak memerlukan proses mining yang lambat dan boros energi. Ini memungkinkan transaksi diproses lebih cepat, menjadikannya cocok untuk aplikasi blockchain berskala besar seperti supply chain dan identitas digital.
Kesimpulan:
Setiap mekanisme konsensus, baik itu PoA, PoW, ataupun PoS, masing-masing memiliki keunggulan dan kelebihannya masing-masing. Proof of Authority (PoA) hadir sebagai solusi yang mengedepankan efisiensi, kecepatan transaksi, dan konsumsi energi yang rendah. Dengan mengandalkan identitas validator sebagai dasar kepercayaan, PoA sangat cocok digunakan untuk aplikasi blockchain berskala besar yang membutuhkan throughput tinggi dan stabilitas jaringan, seperti supply chain, sistem identitas digital, hingga manajemen aset.
Meskipun PoA tidak se-desentralisasi PoW atau PoS, pendekatan ini menawarkan keseimbangan antara kecepatan dan keamanan dalam konteks jaringan yang lebih terkendali. Oleh karena itu, memahami cara kerja dan konteks penggunaan PoA sangat penting untuk memilih mekanisme konsensus yang tepat sesuai dengan kebutuhan dan tujuan suatu proyek blockchain.
Yuk, pahami lebih lanjut mengenai blockchain di sini!
Referensi:
- https://101blockchains.com/proof-of-authority-in-blockchain/
- https://pintu.co.id/academy/post/apa-itu-proof-of-authority#ringkasan-artikel