Salah satu komponen penting dalam teknologi blockchain adalah node. Tanpa node, sistem blockchain tidak bisa berjalan sebagaimana mestinya. Lalu, apa sebenarnya yang dimaksud dengan node dalam blockchain? Yuk, simak penjelasan lengkapnya untuk memahami peran penting node dalam ekosistem blockchain.
Apa Itu Node dalam Blockchain?
Node dalam blockchain adalah perangkat komputer yang terhubung ke jaringan blockchain dan berfungsi untuk menyimpan, memverifikasi, serta menyebarkan data transaksi. Setiap node menyimpan salinan data dari seluruh transaksi yang pernah terjadi dalam jaringan, sehingga tidak ada satu pihak pun yang memegang kendali penuh atas data tersebut. Inilah yang membuat blockchain bersifat desentralisasi dan transparan.
Node berfungsi menjaga keamanan dan integritas blockchain dengan memverifikasi transaksi baru bersama node lain. Jika valid, informasi itu akan diteruskan ke seluruh node di jaringan. Proses ini membuat blockchain lebih tahan terhadap manipulasi dan kegagalan sistem, karena semua data disimpan di banyak tempat secara serentak.
Baca juga: Bagaimana Transformasi Teknologi Blockchain dari Masa ke Masa
Cara Kerja Node Blockchain
Saat seorang penambang berhasil membuat blok transaksi baru, blok tersebut akan disiarkan ke seluruh node yang terhubung dalam jaringan blockchain. Ketika sebuah node menerima blok tersebut, ia akan terlebih dahulu memverifikasi validitasnya. Jika dianggap sah, blok akan ditambahkan ke rantai data yang sudah ada sebelumnya.
Secara sederhana, berikut proses yang dilakukan node:
- Node mengecek keabsahan blok transaksi dan memutuskan untuk menerima atau menolak.
- Node menyimpan blok yang valid sebagai bagian dari riwayat transaksi blockchain.
- Node kemudian menyebarkan informasi ini ke node-node lain agar data tetap sinkron di seluruh jaringan.
Fungsi dan Kegunaan Node dalam Blockchain
Dalam sistem blockchain, node memiliki peran yang sangat penting agar jaringan tetap berjalan dengan baik. Node ini membantu menjaga agar semua transaksi yang terjadi tetap aman, valid, dan tidak bisa dimanipulasi.
Berikut beberapa fungsi utama dari node dalam jaringan blockchain:
1.Menyimpan Data Transaksi
Node berfungsi sebagai tempat penyimpanan data dalam jaringan blockchain. Setiap node memiliki salinan dari seluruh riwayat transaksi yang pernah terjadi di dalam jaringan, dari blok pertama hingga blok terbaru. Dengan menyimpan data ini, node memastikan bahwa informasi tidak hanya tersimpan di satu tempat saja, melainkan tersebar (desentralisasi).
2.Memverifikasi Transaksi
Node dalam blockchain berfungsi untuk memverifikasi setiap transaksi yang terjadi, agar data yang masuk ke jaringan benar-benar valid dan tidak palsu. Saat seseorang mengirim aset digital, node akan otomatis mengecek apakah pengirim punya saldo yang cukup, alamat wallet-nya benar, dan transaksi sesuai aturan. Jika semuanya sesuai, transaksi akan disetujui dan diteruskan ke jaringan; jika tidak, akan ditolak. Proses ini menjaga agar tidak ada penipuan seperti penggunaan saldo ganda (double spending) dan memastikan keamanan seluruh sistem blockchain.
3.Menjaga Keamanan Jaringan
Node juga memiliki peran penting dalam menjaga keamanan sistem blockchain. Karena semua data disimpan dan diperiksa oleh banyak node, sistem ini menjadi sangat sulit untuk dimanipulasi. Untuk mengubah satu informasi di blockchain, peretas harus menyerang mayoritas node di jaringan, yang secara teknis dan finansial sangat sulit dilakukan, terutama pada blockchain besar seperti Bitcoin atau Ethereum.
Baca juga: Donasi Online Berbasis Blockchain
Jenis-Jenis Node dalam Blockchain
Keberagaman jenis node dalam blockchain membantu menjaga sistem tetap terdesentralisasi, sekaligus membuatnya lebih fleksibel dan efisien. Berikut ini beberapa jenis node yang paling umum digunakan dalam jaringan blockchain:
1.Full Node
Full node adalah node yang menyimpan seluruh transaksi di dalam blokchain. Dalam jaringan Bitcoin, full node memiliki salinan lengkap dari seluruh data blockchain sejak Bitcoin pertama kali dibuat.
Full node adalah komponen penting dalam menjaga keakuratan dan keamanan sistem blockchain karena mereka tidak bergantung pada node lain untuk memvalidasi data. Biasanya, full node digunakan oleh pengguna yang ingin berkontribusi langsung dalam menjaga integritas jaringan, seperti pengembang atau institusi.
2. Light Node (SPV Node)
Light node, atau disebut juga Simplified Payment Verification (SPV) Node, adalah node yang hanya menyimpan sebagian data dari blockchain. Light node tidak menyimpan seluruh riwayat transaksi, melainkan hanya menyimpan header dari setiap blok, yang cukup untuk memverifikasi transaksi dengan bantuan full node.
Jenis node ini cocok digunakan oleh perangkat dengan sumber daya terbatas, seperti ponsel atau laptop, karena tidak membutuhkan banyak ruang penyimpanan dan daya komputasi.
3. Mining Node / Validator Node
Mining nodes adalah jenis node dalam jaringan Bitcoin yang memiliki peran khusus untuk melakukan proses mining. Selain menerima dan menyebarkan transaksi seperti node lainnya, mining nodes juga bertugas mengelompokkan transaksi ke dalam blok baru untuk ditambahkan ke blockchain.
4. Masternode
Masternode adalah jenis node khusus yang memiliki tugas tambahan selain menyimpan dan memverifikasi transaksi. Masternode sering digunakan di beberapa blockchain tertentu seperti Dash. Tugasnya bisa mencakup menyediakan layanan transaksi instan, pengelolaan governance (voting sistem), atau fitur keamanan tambahan. Untuk menjalankan masternode, biasanya dibutuhkan jumlah koin tertentu sebagai jaminan (collateral) dan koneksi internet yang stabil, karena masternode harus online terus-menerus.
Baca juga: Bagaimana Hukum Zakat Kripto di Indonesia?
Contoh Penggunaan Node dalam Teknologi
1. Node dalam Jaringan Bitcoin
Dalam jaringan Bitcoin, node berperan penting untuk menyimpan salinan lengkap dari seluruh riwayat transaksi dan memastikan setiap transaksi baru sesuai dengan aturan protokol Bitcoin. Full node di Bitcoin, seperti yang dijalankan menggunakan Bitcoin Core, bertugas memverifikasi transaksi dan blok secara independen. Semakin banyak node yang aktif di jaringan Bitcoin, semakin tinggi pula tingkat keamanan dan desentralisasi yang dimiliki sistem.
2. Node dalam Jaringan Ethereum
Node di jaringan Ethereum memiliki peran serupa dengan Bitcoin, namun dengan tambahan fungsi untuk menjalankan smart contract atau kontrak pintar. Ethereum memiliki beberapa jenis node, termasuk full node, light node, dan archive node, yang masing-masing menyimpan data dengan cara berbeda. Validator node di Ethereum 2.0 (yang menggunakan sistem Proof of Stake) juga menjalankan peran penting dalam membuat blok baru dan menjaga konsensus jaringan.
3. Node dalam Aplikasi Blockchain Lainnya
Di luar Bitcoin dan Ethereum, berbagai aplikasi blockchain seperti Dash, Polkadot, Solana, dan lainnya juga menggunakan node dengan fungsi khusus sesuai kebutuhan sistem mereka. Misalnya, Dash menggunakan masternode untuk mengelola transaksi instan dan voting, sementara Polkadot memiliki relay node yang bertugas menghubungkan berbagai blockchain dalam satu ekosistem. Hal ini menunjukkan bahwa fungsi node bisa disesuaikan dengan fitur unik dari masing-masing platform blockchain.
Kesimpulan
Secara keseluruhan, node adalah bagian penting yang membuat jaringan blockchain tetap berjalan aman, transparan, dan terdesentralisasi. Tanpa node, tidak akan ada sistem yang bisa mencatat transaksi secara jujur dan terbuka. Setiap node bekerja layaknya penjaga data yang saling mendukung dan memastikan semua informasi di dalam blockchain tetap konsisten. Inilah yang menjadikan blockchain bukan hanya teknologi biasa, tapi sebuah sistem kolaboratif yang kuat dan sulit untuk dimanipulasi.
Yuk, pahami lebih lanjut mengenai blockchain di sini!
Referensi:
- https://coinvestasi.com/belajar/apa-itu-node-blockchain
- https://pintu.co.id/academy/post/apa-itu-node#jenis-jenis-nodes